Atret

Atret, Gambar Oleh: Kang Jiwenk
Banyak manusia ingin merdeka, namun pada hakikatnya bersifat relatif. Selalu ada belenggu, sebab antara idealisme dengan realisme sering berada pada tebing kesenjangan yang curam.

Seorang penganut kebebasan menganggap diri mereka sebagai manusia berdaulat. Namun tetap saja, mereka terbelenggu oleh doktrin liberalisme itu sendiri. Ya, doktrin lah sebagai pembelenggu kemerdekaan itu.

Orang sehat baik akal, pikiran juga jasmaninya akan menyangka orang gila sebagai manusia aneh karena kegilaannya. Hanya saja, pada sisi lain, bisa jadi orang gila menyangka, manusia-manusia sehat lah yang gila, hidup mengejar bayangan, terbelenggu oleh keinginan-keinginan dan hasrat, seolah tanpa kemerdekaan. Tapi terus terang, tidak akan ada seorang pun menginginkan dirinya menjadi manusia gila dengan kesadaran sendiri.

Dua hari lalu, seorang lelaki, bernama Atret - orang Sukabumi menyebutnya sebagai seorang legenda - meninggal dunia. Pandangan –hampir semua orang – Atret merupakan orang yang kurang sehat akal. Bagaimana tidak, nama Atret sendiri merupakan adopsi dari Bahasa Belanda, memiliki arti berjalan mundur.

Apakah bisa disebut sebagai manusia berakal sehat ketika seseorang berjalan dengan cara mundur, ini merupakan keganjilan. Bukan hanya berjalan mundur, selama hidupnya, Atret selalu membawa dua buah kantong berwarna putih, dalam benaknya, bisa jadi benda itu merupakan benda paling berharga dari apa pun.

Ada hal yang bisa kita tangkap dari sikap lelaki tua tersebut. Bahwa kemerdekaan sebenarnya dimiliki oleh manusia sepertinya, hidup tanpa dibentengi perbatasan yang dibuat-buat, berada di luar sistem, mendobrak aturan tanpa harus disalahkan dan ditangkap, berjalan mundur atau maju bagi orang seperti dia adalah sama.

Artinya, cukuplah bagi kita bahwa kemerdekaan yang selama ini kita inginkan dan telah dicapai adalah kemerdekaan sebagai manusia normal. Di luar itu, kita akan disebut manusia gila tanpa kesadaran. Bahkan, sekelompok manusia yang tergila-gila oleh doktrin, idealisme, dan sebuah faham termasuk ke dalam manusia-manusia gila, mereka sedang dimabuk oleh pikirannya sendiri.

Atret telah meninggal dunia, seorang legenda Sukabumi yang akan jarang ditemuka penggantinya.

KANG WARSA

Posting Komentar untuk "Atret"