Don Quixote (Bagian 15)

Novel Miguel de Cervantes (Tahun 1605)

Novel classic ini, saya padatkan dari naskah aslinya yang dimuat dalam Guttenberg Project. -Kang Warsa-

Cid Hamete Benengeli, sang narator yang bijak, menceritakan bahwa setelah Don Quixote berpamitan dengan tuan rumah dan para pelayat di pemakaman Chrysostom, ia dan Sancho Panza memasuki hutan tempat Marcela menghilang. Mereka berkeliling selama lebih dari dua jam untuk mencarinya, tetapi tidak menemukannya.

Akhirnya, mereka berhenti di sebuah rawa berumput lembut, dengan sungai sejuk yang mengalir di dekatnya. Tempat itu begitu nyaman sehingga mereka memutuskan untuk beristirahat di sana saat matahari mulai menyengat.

Don Quixote dan Sancho melepaskan Rocinante dan keledainya untuk makan rumput. Mereka membuka alforja (tas pelana), lalu dengan santai menikmati bekal mereka tanpa banyak upacara. Sancho tidak merasa perlu mengikat Rocinante, karena ia yakin kuda itu cukup tenang dan tidak akan membuat masalah. Namun, nasib berkata lain.

Kebetulan, di lembah itu terdapat kawanan kuda poni Galisia milik para pengangkut Yanguesan yang sedang beristirahat. Rocinante, yang terpikat oleh para kuda betina, mendadak melupakan kebiasaan tenangnya. Ia berlari ke arah mereka tanpa izin tuannya.

Namun, kuda-kuda betina itu menolaknya dengan tendangan dan gigitan, hingga Rocinante terjatuh tak berdaya. Para pengangkut, yang marah melihat kuda mereka diganggu, memukuli Rocinante dengan tongkat hingga babak belur.

Melihat kejadian itu, Don Quixote berkata kepada Sancho, “Kawan Sancho, ini penghinaan besar! Mereka bukan ksatria, melainkan orang-orang biasa. Kamu boleh membantuku membalas mereka.”

“Tapi, Tuan,” jawab Sancho, “mereka lebih dari dua puluh orang, sedangkan kita hanya dua—atau bahkan satu setengah, kalau dipikir-pikir.”

Don Quixote tidak menggubris peringatan itu. Dengan penuh semangat, ia menghunus pedang dan menyerang para pengangkut. Sancho, meski enggan, mengikuti jejak tuannya. Namun, jumlah mereka yang sedikit membuat perlawanan itu sia-sia. Para pengangkut membalas serangan dengan tongkat hingga menjatuhkan keduanya. Don Quixote jatuh di dekat Rocinante, yang masih tergeletak lemas.

Setelah memukuli mereka, para pengangkut melanjutkan perjalanan, meninggalkan Don Quixote dan Sancho dalam keadaan mengenaskan. Sancho, yang pertama sadar, memanggil tuannya, “Tuan Don Quixote, bagaimana keadaanmu?”

“Aku menderita, Sancho,” jawab Don Quixote lemah.

Sancho meminta "ramuan Blas," tetapi Don Quixote hanya bisa berjanji akan membuat ramuan serupa dalam dua hari ke depan. Mereka lalu saling berbicara tentang kesialan yang menimpa mereka. Don Quixote mengingatkan Sancho bahwa kehidupan ksatria pengembara memang penuh bahaya, tetapi juga bisa membawa kebesaran. Namun, Sancho, yang cinta damai, dengan tegas menolak untuk ikut serta dalam pertempuran semacam itu di masa depan.
Kang Warsa
Kang Warsa Sering menulis hal yang berhubungan dengan budaya, Bahasa, dan kasukabumian.

Posting Komentar untuk "Don Quixote (Bagian 15)"