Babak baru penyelesaian konflik di Gaza ditandai persetujuan antara Israel dan Hamas memperpanjang gencatan senjata selama tiga hari.
Pihak Israel telah menyetujui hal ini, namun sampai berita ini dimuat, belum ada tanggapan dari pihak Hamas terhadap perpanjangan gencatan senjata selama tiga hari untuk menyudahi konflik di Gaza. Pembicaraan tidak langsung antara Israel dan Palestina mulai berlangsung di Kairo. Perundingan ini dilaksanakan setelah Israel melakukan operasi militer selama satu bulan penuh ke Gaza. Lebih dari 1.900 jiwa warga sipil melayang akibat dari operasi militer Israel ke Gaza dengan alasan menyerang pos-pos pertahanan kelompok militan Hamas. Mesir bertindak sebagai penengah dalam perundingan itu. Sejak disepakati gencatan senjata, pada hari ini telah memasuki hari ke-dua. Bagi banyak pihak, gencatan senjata ini merupakan jeda paling panjang setelah gencatan kemanusiaan sebelumnya dilanggar oleh kedua kubu. Sekretaris Jendral PBB, Ban Ki-Moon menghimbau," lingkaran penderitaan yang tak masuk akal ini harus segera diakhir." Saat berpidato di Majelis Umum PBB, ia mengecam keras Israel yang telah menyerang kawasan-kawasan PBB selama operasi militer. Hal yang paling disayangkan oleh banyak pihak, Israel telah menghancurkan sebuah sekolah PBB dimana di dalamnya terdapat banyak anak-anak dan warga sipil yang tertimbun akibat reruntuhan.
Sementara itu, Menlu AS, John Kerry mendesak kedua pihak untuk menggunakan masa gencatan senjata selama tiga hari ini sebagai titik tolak untuk menciptakan perundingan lebih luas dan menuju kepada gencatan senjata permanen. Beberapa media seperti New York Times, BBC, dan Aljazeera menyebutkan, kondisi Gaza hanya menyisakan puing-puing bangunan hancur akibat serangan roket-roket Israel. Warga sipil masih berada di tempat-tempat pengungsian, begitu disebutkan dalam laman NY Times. |
Posting Komentar untuk "Perundingan Israel dan Hamas"