Faktor penarik utama akan lahirnya ruralisasi di daerah Sukabumi antara lain: harga lahan di daerah perdesaan relatif murah dan semakin berkembang wilayah peripheral antara daerah perdesaan dengan pusat kota.
Diprediksi, ruralisasi besar-besaran akan terjadi di Sukabumi saat jalur tol Bogor-Sukabumi selesai.
Pembangunan jalur tol Bogor - Sukabumi saat ini bukan hanya sebagai penghubung dua daerah, juga akan membuka akses penting antara Jakarta - Sukabumi.
Akan berbeda dampak antara pembangunan jalan tol yang menghubungkan dua kota besar seperti Jakarta - Bandung dengan jalur penghubung kota besar dengan wilayah peripheral.
Walaupun pada awal pembuatan jalur tol Bogor - Sukabumi dimaksudkan untuk menanggulangi kemacetan yang sering terjadi di jalur Cibadak - Cicurug - Bogor, namun pada akhirnya akan membuka celah ruralisasi dan sirkulasi penduduk Jakarta - Bogor - Sukabumi dalam skema massif.
Pada tahun 2020, daerah pheripherial di Sukabumi akan mengalami pertumbuhan cukup pesat di wilayah perbatasan Sukabumi - Cianjur memanjang ke arah selatan, Sagaranten sampai Jampang Tengah.
Kecuali itu, pertumbuhan lapangan usaha baru, berdirinya beberapa pabrik di Sukabumi menjadi alasan lain ruralisasi besar-besaran akan terjadi dalam kurun waktu lima tahun ke depan.
Gejala ruralisasi di Sukabumi telah ditandai oleh pembelian lahan-lahan perdesaan; sawah, ladang, dan perkebunan oleh pengusaha-pengusaha asal Korea dan Taiwan.
Sudah tentu, pemerintah Kabupaten dan Sukabumi harus memikirkan secara matang penyiapan Sumber Daya Manusia dalam menghadapi fenomena sosial ke depan sebagai langkah antisipatif.[ ]
Kang Warsa
Posting Komentar untuk "Ruralisasi di Sukabumi"