Begitulah Seno Gumira Ajidarma (SGA) dalam sebuah cerpen :Dodolitdodolitdodolitbret memberi nama pada tokoh utamanya. Patut direnungkan, beberapa kali Saya membaca cerpen-cerpen SGA sejak duduk di bangku SMA, membaca melalui Kompas di perpustakaan sekolah, satire dalam cerpen-cerpen SGA sangat halus, dia sering menghindari pikiran-pikiran tendensius.
Guru Kiplik dalam cerpen Dodolitdodolitdodolitbret bagi saya merupakan pukulan telak bagi prasangka-prasangka dan bentuk penghakiman manusia terhadap cara manusia berdoa kepada Tuhannya, lebih jauh tentang keyakinan. Sebelum menjadi guru, terbersit dalam benak Kiplik, manusia akan bisa berjalan di atas air jika berdoa secara benar. Maka, dibelilah sebuah buku cara berdoa yang benar, mungkin di loakan atau di toko buku.
Persoalan berdoa yang benar itu tentu harus dengan penuh keyakinan, pelafalan doanya pun harus benar sebab jika lafal-lafal dalam doa tersebut salah baca akan mengubah makna doa tersebut. Dan harus ada waktu-waktu tertentu dimana Tuhan akan mengabulkan setiap doa. Dengan belajar melalui buku cara berdoa yang benar tersebut pada akhirnya Kiplik berhasil, dia telah bisa berdoa secara benar. Di kampungnya disebutlah dia sebagai seorang guru, Guru Kiplik.
Melalui berdoa yang benar itu, Guru Kiplik menjadi fasih dalam memberi nasihat kepada orang-orang. Tentang kebahagiaan, bagi Guru Kiplik, manusia tetaplah manusia, manusia akan mengejar kebahagiaan lahir batin. Hingga bisikan dalam dirinya beberapa waktu lalu tentang 'manusia bisa berjalan di atas air jika membaca doa secara benar' pun sirna dalam bisikan; :ah, itu takhayul !"
Kebahagiaan bagi Guru Kiplik itu tidak terbatas, bahkan dalam hidup ini, tidak hanya dimiliki oleh mereka yang memiliki uang saja. Orang kaya sekalipun tidak akan mendapatkan kebahagiaan batin, uang dan kekayaan akan menjelma menjadi kebahagiaan jika disedekahkan kepada orang yang membutuhkan, orang-orang kecil. Dan itu terbukti, seorang muridnya mendapatkan kebahagiaan setelah menafkahkan hartanya kepada orang lain.
Pada akhirnya, Guru Kiplik termasuk diri kita akan mengalami perjalanan spiritual. Saat Guru Kiplik tiba di sebuah danau besar, kemudian terlihat pulau kecil di tengah-tengah danau tersebut. Dalam benak Guru Kiplik terbersit bisikan, orang-orang pulau di tengah danau bisa jadi belum bisa membaca doa secara benar. Bahkan mereka bisa jadi menganggap, kehidupan hanya terjadi di pulau tersebut. Anggapan seperti itu sering dialamatkan juga oleh kita kepada orang lain yang berada di luar keyakinan yang kita anggap paling benar. Doa-doa dan ibadah-ibadah mereka yang berada di luar kita itu salah, kemungkinan tidak akan diterima oleh Tuhan.
Untuk memastikan, Guru Kiplik pun berlayar menggunakan kapal layar ke pulau di tengah danau. Alangkah terkejut ketika melihat Sembilan orang penghuni pulau tersebut ternyata telah mampu membaca doa-doa, namun tetap saja salah. Karena tidak sesuai dengan cara membaca doa yang benar. Doa-doa mereka itu sudah pasti tertolak. Tugas Guru Kiplik meskipun tidak mengaku dirinya sebagai nabi adalah membenarkan cara mereka berdoa, agar kata dalam doa itu tepat tidak mengubah makna.
Para penghuni pulau siap diajari cara membaca doa yang benar oleh Guru Kiplik. Memang sulit, Guru Kiplik terus telaten dan tanpa putus asa mengajarkan cara berdoa yang benar kepada mereka. Sampai Sembilan orang penghuni pulau di tengah danau itu bisa juga melafalkan doa. Guru Kiplik memutuskan untuk melanjutkan perjalanan, kembali berlayar di danau menuju daratan.
Keterkejutan menghinggapi diri Guru Kiplik, saat semua penghuni pulau yang baru saja diajari cara berdoa yang benar itu berlari-lari menghampiri perahu yang ditumpanginya. Semula Guru Kiplik berhusnudzan saja, betapa dahsyatnya sebuah doa jika dibaca dengan baik dan benar. Manusia bukan hanya bisa berjalan di atas air, malahan bisa berhamburan, berlarian di atasnya!
"Guru! Guru! Tolonglah kembali Guru! Kami lupa lagi bagaimana cara berdoa yang benar!" . Teriakan mereka kepada Guru Kiplik ini tentu telah mengubah cara pandang kita, bahkan Sang Maha Guru Kiplik.
Manusia tidak akan pernah mengetahui informasi orang lain secara utuh dan detail. Orang-orang di tengah danau, sebelum kedatangan Guru Kiplik ternyata memang telah bisa berlarian di atas air meskipun dengan kata dan cara berdoa yang dianggap salah oleh kita. Segala bentuk tuduhan, tudingan, bahkan penghakiman kepada orang lain sebaiknya dihindari. Bahkan menuduh 'muslim' kepada orang yang tidak kita kenal pun sebaiknya tidak perlu dilakukan. Data dan informasi apa yang kita miliki tentang orang lain?
Manusia sering khilaf.
KANG WARSA
Dikirim dari ponsel cerdas BlackBerry 10 saya dengan jaringan Indosat.
Posting Komentar untuk "Guru Kiplik"