Komentar terhadap Makalah “Menelisik Dampak Pandemi Maisir Digital terhadap Disintegrasi Ketahanan Keluarga”

Musabaqah Tilawatil Quran dan Hadits (MTQH) 2024 cabang Karya Tulis Ilmiah Al-Quran pada 27-29 Desember 2024 telah menetapkan makalah ilmiah Dewi Nurlailatul Rizqi sebagai yang terbaik untuk kelompok putri. Penentuan juara pada cabang ini dengan memberikan nilai makalah pada aspek materi, kaidah gaya bahasa, dan logika organisasi pesan.

Setelah membaca secara utuh, saya menyimpulkan makalah ini membahas isu penting mengenai dampak maisir digital terhadap disintegrasi keluarga dari perspektif sosial, ekonomi, psikologis, dan agama. Ini sangat menarik mengingat pembahasan seperti ini, apalagi dalam bentuk karya ilmiah masih jarang dibahas.

Melalui pendekatan multidimensional, artikel ini berupaya memberikan gambaran menyeluruh tentang bagaimana judi online memengaruhi ketahanan keluarga, serta menawarkan solusi berdasarkan nilai-nilai Al-Qur'an.

Kelebihan Makalah

1. Topik Relevan dan Urgensi yang Jelas

Makalah ini mengangkat isu maisir digital sebagai tantangan besar dalam era Revolusi Industri 4.0. Dengan data empiris dan statistik yang kuat, saya memandang pembahasan menjadi lebih kontekstual dan mencerminkan bahwa masalah ini menjadi hal urgen untuk dikaji dan dicari solusinya.

2. Pendekatan Multidisiplin

Analisis dari berbagai aspek mulai dari hukum, agama, sosial, hingga psikologis, memberikan pandangan holistik tentang masalah ini. Referensi pada UU Nomor 7 Tahun 1974, UU ITE, dan ayat-ayat Al-Qur'an memperkaya diskursus.

3. Penyajian Data yang Mendukung

Makalah menyajikan data konkret, seperti statistik kasus perceraian akibat maisir digital, yang meningkatkan kredibilitas argumen. Penulis juga menggunakan data dari PPATK dan BPS untuk memperkuat analisis.

Kekurangan Makalah

1. Kurangnya Perspektif Global

Makalah kurang membahas bagaimana negara lain menangani masalah judi digital. Perspektif global dapat menjadi pembanding dan inspirasi bagi pendekatan Indonesia. Jika tidak memiliki perbandingan global, maka penulis dapat membuatnya dalam perspektif wilayah, misalnya membandingkan penanganan kasus di beberapa daerah di Indonesia.

2. Minimnya Pembahasan Teknologi

Meskipun teknologi menjadi inti masalah, karya ilmiah ini tidak banyak menggali aspek teknis seperti mekanisme platform maisir digital atau bagaimana teknologi dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini, seperti melalui literasi digital atau sistem pemblokiran.

3. Gaya Penulisan yang Repetitif

Makalah terlalu repetitif, dengan beberapa poin yang diulang di beberapa bagian. Ini dapat membuat pembaca kehilangan fokus. Penyajian sebaiknya lebih fokus dan langsung pada pokok masalah agar lebih efektif.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulannya, karya ilmiah Dewi Nurlailatul Rizqi merupakan sumbangan yang signifikan dalam membahas tantangan maisir digital terhadap ketahanan keluarga. Namun, agar lebih menarik dan berdampak, makalah ini dapat memasukkan beberapa hal berikut:

  • Menambahkan perspektif global dan teknologis untuk memperluas wawasan. Memperbaiki struktur artikel agar lebih fokus.
  • Menawarkan solusi yang lebih inklusif bagi berbagai kelompok masyarakat.

Artikel ini memiliki potensi besar untuk menjadi referensi penting dalam diskusi bagi lembaga keagamaan di Kota Sukabumi tentang bahaya maisir digital bagi ketahanan keluarga.
Kang Warsa
Kang Warsa Sering menulis hal yang berhubungan dengan budaya, Bahasa, dan kasukabumian.

Posting Komentar untuk "Komentar terhadap Makalah “Menelisik Dampak Pandemi Maisir Digital terhadap Disintegrasi Ketahanan Keluarga”"