Sikap khawatir ditunjukkan oleh salah seorang ilmuwan asal Inggris, Trevor Balyis. Sudah tentu sikap ini terjadi bukan tanpa alasan. Penggunaan internet secara berlebihan oleh anak-anak tanpa diimbangi oleh kegiatan mekanis anak-anak akan mematikan otak anak-anak.
Tidak heran jika di generasi google seperti sekarang ini, para anak akan menghabiskan waktu mereka di depan layar komputer lantas memudahkan hidup mereka tanpa harus berbuat banyak. Tugas di sekolah akan dengan mudah dikerjakan, tinggal search lalu dicopy -paste. Jika hal ini dibiarkan secara berlarut, bisa dipastikan generasi ini akan dipenuhi oleh generasi yang mandul kreatifitas.
Berbeda dengan genarasi 40-an. " Perjuangan hidup, ketika Aku masih kecil di masa perang telah mencetak anak-anak - yang sezaman denganku- menjadi anak kreatif. Kami bisa belajar dari hidup dan bagaimana cara mengolah apa yang ada di sekitar kita." Kata Trevor.
Trev , sapaan akrab Trevor ketika kecil, seorang anak yang rajin mengumpulkan sampah dan barang bekas. Dari barang-barang bekas itu, dengan semangat kreativitas yang diajarkan oleh lingkungan Trev bisa menciptakan barang mainan untuk anak-anak seusianya.
" Masa kini, kita telah kehilangan semangat seperti itu. Jika orangtua membiarkan kondisi ini, sudah pasti kita akan jatuh ke dalam hal yang lebih buruk. Otak mati, lantas kreativitas akan mati pula." Ujar Trevor seperti dikutip dalam Telegraph.
" Saatnya sekolah-sekolah menumbuhkan kembali semangat kreativitas anak. Salah satu contoh adalah dengan merangsang anak-anak untuk menciptakan mainan seperti bagaimana kita dulu pernah membuat barang-barang mainan saat bermain dengan anak-anak lain." Lanjutnya.
Masa anak-anak tidak hanya dialami oleh Trev. Semua orang mengalaminya. Di tahun 80-90an, Saya dan Anda pernah mengalami masa kejayaan kita sebagai anak. Kita mengenal, seperti apa kreativitas anak di masa itu. Mencipta barang mainan; senapan dan kuda-kudaan dari batang pohon pisang, mobil-mobilan dari kulit jeruk Bali, boneka dari batang pohon pisang dengan hiasan rambut dari daunnya. Peluit /ole-olean dari batang pohon padi, terompet dari daun kelapa muda, dan barang mainan lainnya.
" Amati di sekeliling Anda, seperti apa anak-anak di generasi sekarang. Sibuk duduk di layar TV dan komputer atau sibuk bermain dengan anak-anak lain sambil mencipta mainan oleh tangan mereka sendiri?" Ucap Trev. [ ]
KANG WARSA
Tidak heran jika di generasi google seperti sekarang ini, para anak akan menghabiskan waktu mereka di depan layar komputer lantas memudahkan hidup mereka tanpa harus berbuat banyak. Tugas di sekolah akan dengan mudah dikerjakan, tinggal search lalu dicopy -paste. Jika hal ini dibiarkan secara berlarut, bisa dipastikan generasi ini akan dipenuhi oleh generasi yang mandul kreatifitas.
Berbeda dengan genarasi 40-an. " Perjuangan hidup, ketika Aku masih kecil di masa perang telah mencetak anak-anak - yang sezaman denganku- menjadi anak kreatif. Kami bisa belajar dari hidup dan bagaimana cara mengolah apa yang ada di sekitar kita." Kata Trevor.
Trev , sapaan akrab Trevor ketika kecil, seorang anak yang rajin mengumpulkan sampah dan barang bekas. Dari barang-barang bekas itu, dengan semangat kreativitas yang diajarkan oleh lingkungan Trev bisa menciptakan barang mainan untuk anak-anak seusianya.
" Masa kini, kita telah kehilangan semangat seperti itu. Jika orangtua membiarkan kondisi ini, sudah pasti kita akan jatuh ke dalam hal yang lebih buruk. Otak mati, lantas kreativitas akan mati pula." Ujar Trevor seperti dikutip dalam Telegraph.
" Saatnya sekolah-sekolah menumbuhkan kembali semangat kreativitas anak. Salah satu contoh adalah dengan merangsang anak-anak untuk menciptakan mainan seperti bagaimana kita dulu pernah membuat barang-barang mainan saat bermain dengan anak-anak lain." Lanjutnya.
Masa anak-anak tidak hanya dialami oleh Trev. Semua orang mengalaminya. Di tahun 80-90an, Saya dan Anda pernah mengalami masa kejayaan kita sebagai anak. Kita mengenal, seperti apa kreativitas anak di masa itu. Mencipta barang mainan; senapan dan kuda-kudaan dari batang pohon pisang, mobil-mobilan dari kulit jeruk Bali, boneka dari batang pohon pisang dengan hiasan rambut dari daunnya. Peluit /ole-olean dari batang pohon padi, terompet dari daun kelapa muda, dan barang mainan lainnya.
" Amati di sekeliling Anda, seperti apa anak-anak di generasi sekarang. Sibuk duduk di layar TV dan komputer atau sibuk bermain dengan anak-anak lain sambil mencipta mainan oleh tangan mereka sendiri?" Ucap Trev. [ ]
KANG WARSA
Posting Komentar untuk "GENERASI GOOGLE"