TANTANGAN MENJADI PEMIMPIN

Kota Sukabumi di Tahun 2010

Banyak sekali tantangan yang akan dihadapi oleh pemimpin Kota Sukabumi ke depan. Salah satu di antara sekian banyak tantangan tersebut adalah menata wajah Kota Sukabumi.

Kenapa? Apakah kota ini perlu dirias, diberi hiasan, diberi make-up? Bukan itu sebenarnya, penataan wajah kota ini meliputi bagaimana caranya pemimpin ke depan bisa menata Kota Sukabumi sebaik mungkin.


Sebuah kota, bisa mewakili karakter dari pemerintah dan orang-orang yang berada di dalamnya. Jika kota tersebut tertata dengan baik, jalanan tidak disibukkan dengan kemacetan, lalu-lalang pejalan kaki berjalan di tempatnya, para pedagang berdagang di tempat sebagaimana mereka seharusnya berdagang, maka sudah bisa ditebak. Kota tersebut diisi oleh pemerintahan dan masyarakat yang teratur, taat hukum, memahami bagaimana aturan dan supremasi hukum harus ditegakkan.


Sebaliknya, jika sebuah kota tertata tidak baik, kesemrawutan terjadi di mana-mana, tumpukan sampah menggunung, jalanan sering disuguhi adegan bising klakson, pedagang berjualan di badan jalan, pejalan kaki berjalan di tempat yang tidak seharusnya, sudah bisa diterka, bagaimana semrawut dan amburadulnya pemerintah dan masyarakat kota tersebut. Ketidak teraturan di pusat kota ini menjadi miniature yang mewakili daerah-daerah di Kota tersebut. Lebih parah lagi, jika kondisi kota seperti ini sama sekali tidak disadari oleh pemerintah atau warganya sendiri.


Semakin buruknya wajah kota bisa disembunyikan dengan sebuah alasan; semakin tua seseorang maka dipastikan dia akan semakin keriput, ya ke sananya semakin jelek. Demikian pun dengan sebuah kota, semakin tua sebuah kota, semakin jelek juga rupa atau wajah kota tersebut. Hanya saja, jika alasan seperti ini dikeluarkan sungguh terlalu naif, sebab menganalogikan sesuatu yang diwariskan secara genetika dengan hal yang tidak diwariskan secara genetika akan tidak sebanding.


Sudah pasti, Wajah Kota bisa dipermak, diperbaiki, dan dirias sesuai dengan harapan warga yang menempati kota tersebut. Ini kembali kepada diri kita, sebab rapih atau tidaknya wajah Kota Sukabumi ini ditentukan juga oleh : taatnya kita kepada aturan yang ada. Sedangkan tanggung jawab terbesar jika sebuah kota kurang tertata dengan baik akan ditanggung oleh pemerintah Kota tersebut. Seperti kata Al-Mawardi dalam buku Al-Ahkam Al-Sulthaniyyah, “ Jika sebuah kota dipimpin oleh orang baik, maka kebaikan akan meliputi seluruh warganya juga akan dirasakan oleh pemimpin atau pemerintahnya. Dan jika sebuah kota dipimpin oleh seorang fajir/pecinta kejahatan, maka ketidak adilan social akan dirasakan oleh warga kota, kejelekan atau kemadharatan akan diterima oleh pemimpin atau pemerintahnya.” [ ]


KANG WARSA- MEDIA CENTER

Posting Komentar untuk "TANTANGAN MENJADI PEMIMPIN"