VANDALISME MODERN

Contoh Vandalisme 
SUKABUMI. Vandalisme selalu identik dengan keprimitipan sebuah masyarakat. Lantas ditargetkan bahwa pemuja paham ini adalah para pemuda brandalan. Disudutkan pada tempat sempit, prilaku remaja terjebak ke dalam vandalisme ini alasan untuk menemukan jati diri dan eksistensi masa remajanya.

Hampir 80%, tembok-tembok dan dinding di Kota Sukabumi ini dicoreti oleh berbagai tulisan: nama sekolah, gank, komunitas, dan kata-kata mengundang nyali pemerhati. Tembok bersih dan putih menjadi media paling merangsang bagi para pemuja vandalisme untuk diperawani.

Perbedaan antara vandalisme dengan neo vandalisme sebetulnya tipis saja. Vandalisme melakukan kekerasan terhadap media yang tidak tepat, bukan pada tempatnya. Sementara, neo vandalisme merupakan anak dari vandalisme namun dengan kemasan: mencoreti media sesuai dengan objeknya. Jika vandalisme berhasil memerawani dinding-dinding bersih, maka neo vandalisme telah berhasil mengotori ruang-ruang luas, mempreteli pohon-pohon besar.

Neo vandalisme selalu mengatasnamakan aturan. Memasang baliho, spanduk, dan billboar sudah sesuai dengan aturan. Namun pada pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan meriahnya para pelajar dan remaja negara ini mencoreti dinding sebagai sebuah keterampilan.

Pemerintah Kota dan Kabupaten Sukabumi harus lebih intens dalam membatasi ruang gerak neo vandalisme ini. Agar, para penganutnya tidak semena-mena mengotori lingkungan meskipun mereka mengatasnama kan aturan, telah sesuai dengan peraturan.

Rasa khawatir ini semakin muncul jika pemerintah belum memiliki sikap refresif ketika para pemuja neo vandalisme diberikan ruang gerak bebas dalam memasang spanduk, baliho, dan billboard mereka.


Dikirimkan Lewat BlackberryMail

Posting Komentar untuk "VANDALISME MODERN"