Kabar baik, virus Ebola yang mewabah di beberapa negara Afrika akan segera ditangani dengan dikembangkannya vaksin anti Ebola. Kendatipun demikian, para ilmuwan masih memberi peringatan sedikit keras, keberhasilan pengembangan vaksin tersebut masih sulit diimplementasikan dalam dunia kedokteran.
Seorang virulogi asal Amerika Serikat mengatakan, virus Ebola temasuk virus unik, dia akan mudah beradaptasi dalam tubuh manusia. Kemudahan adaptasi ini menyebabkannya akan bisa eksis dan bertahan meskipun tubuh inang telah diberi vaksin anti Ebola.
Percepatan pengembangan vaksin akan dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat dengan melakukan uji coba terhadap beberapa kera. Jika telah berhasil, vaksin ini akan sesegera mungkin diuji cobakan pada manusia pada bulan depan.
Dr Anthony Fauci menyatakan, jika vaksin tersebut efektif, pada minggu terakhir bulan ini akan segera didistribusikan kepada dinas-dinas kesehatan di negara yang terjangkiti virus tersebut.
Efektifitas pengembangan vaksin anti Ebola ditentukan oleh beberapa hal penting, persetujuan regulasi penetapan peraturan dan adanya sentimen tinggi dari perusahaan farmasi untuk memroduksinya.
Jika regulasi dan aturan terkait pengembangan vaksin ini telah dibuat, Anthony Fauci memiliki sikap optimis, sekitar 20 orang relawan akan menerima vaksin eksperimental pada pertengan September 2014 ini.
Fauci menegaskan, para dokter dan paramedis harus berhati-hati, sebab vaksin ini merupakan vaksin pertama yang akan diterima oleh tubuh manusia.
Para ilmuwan tetap memberi peringatan keras, uji coba terhadap manusia - apalagi jika dilakukan secara cepat dan progressif - riskan menemui batu sandungan. Belum lagi dengan persoalan efek samping dari pemberian vaksin. Kalibrasi dan penyesuaian dosis yang diberikan pun harus benar-benar dipertimbangkan.
Selama satu dekade, para ilmuwan telah melakukan penelitian terhadap virus Ebola. Penyerangan terhadap virus ini harus dilakukan setelah virus ini benar-benar lemah. Namun, Ebola merupakan virus aneh, dia tidak hanya menyerang bagian-bagian sel manusia, dia menyerang hampir keseluruhan sel manusia dalam waktu singkat. Seperti kobaran api melahap semak-semak kering.
Ebola tidak seperti HIV, dia tidak mudah menular sebab manusia yang terserang virus ini akan cepat meninggal.
Sejak 40 tahun lalu, virus ini telah diidentifikasi, telah menginveksi hampir 5.000 orang dan menewaskan 3.000 orang di negara-negara Afrika. Sementara virus HIV sendiri telah menginfeksi sekitar 35 juta orang di seluruh dunia.
Pengembangan vaksi Ebola tidak menantang seperti pembuatan vaksin HIV, namun karena virus ini memiliki sifat tidak terduga dan sporadis. Beberapa pabrik farmasi menjadi lebih tertarik untuk mengembangkan vaksin Ebola.
Karena sifat Sporadis dari Ebola, beberapa ahli meyakini, vaksin bukanlah jawaban satu-satunya. Pembuatan obat akan lebih difokuskan agar bisa diberikan sesegara mungkin kepada orag-orang yang terinfeksi.
Dr Fauci mengingatkan, ancaman virus Ebola akan menjadi hal menakutkan. Virus akan mudah menyebar ke negara-negara terdekat dari lokasi endemik jika penanganannya tidak dilakukan secara serius. Padahal para peneliti telah mengembangkan vaksin Ebola selama sepuluh tahun, namun kebijakan pemerintah dalam mendorong pengembangannya dinilai lamban meskipun sedikit mendesak.
SUKABUMI DISCOVERY | NY Times
Posting Komentar untuk "Pengembangan Vaksin Ebola"