Editorial | Oleh: Redaksi
Kepolisian merupakan lembaga negara yang lahir dari rahim rakyat. Sudah seharusnya membela dan menciptakan rasa aman bagi seluruh rakyat. Bahkan, kepentingan rakyat harus diutamakan di atas penegakkan hukum yang selama ini selalu menempel pada alasan-alasan lembaga tersebut.
Pasca kemenangan Komisaris Jenderal Budi Gunawan pada siding praperadilan, lembaga negara yang lahir dari rahim demokrasi tersebut berusaha membidik orang-orang pembela KPK. Sebut saja, Deny Indrayana dan Yunus Husein dituding telah melakukan tindakan korupsi pengadaan sistem online Direktorat Imigrasi dan sangkaan telah membocorkan rahasia negara.
Jelas sekali, sikap ini merupakan upaya untuk mengada-ada hal yang sebenarnya tidak ada. Bahkan dari awal, saat mulai muncul perseteruan antara Kepolisian dengan KPK, terlihat sekali bagaimana hebatnya lembaga sebagai penegak hukum ini benar-benar menuhankan penegakkan hukum padahal lebih memburu kepentingan kelompok dan individu.
Hukum dan penegakkannya tidak seharusnya ditempatkan di atas kepentingan rakyat, sebab hukum tertinggi di negara ini adalah rakyat itu sendiri. Ini hakikat dan substansi negara demokrasi. Alih-alih memfokuskan pada pemenuhan kepentingan rakyat, kepolisian lebih cenderung memilih untuk menghakimi siapa pun yang memiliki kedekatan dengan rakyat. Apa karena lembaga ini memiliki kewenangan menjadikan seseorang sebagai tersangka lantas bisa bertindak dan beropini semena-mena?
Lembaga penegak hukum harus kembali kepada fitrah asal, fokus pada persoalan-persoalan lebih penting dan substantif. Rakyat menginginkan pemberantasan korupsi yang telah merugikan negara hingga titik nadzir. Celakanya, lembaga kepolisian malah membidikkan senapan dengan menebar rasa takut kepada siapa saja yang memiliki tekad kuat membela lembaga anti korupsi di negara ini, KPK.
Maka wajarlah, setiap pihak akan menuduh kepolisian di negara ini telah melakukan kriminalisasi terhadap orang-orang yang berada di Komisi Anti Rasuah tersebut. Pembebasan Komjen Budi Gunawan merupakan cacat baru di lembaga negara milik rakyat bernama POLRI. [ ]
Kepolisian merupakan lembaga negara yang lahir dari rahim rakyat. Sudah seharusnya membela dan menciptakan rasa aman bagi seluruh rakyat. Bahkan, kepentingan rakyat harus diutamakan di atas penegakkan hukum yang selama ini selalu menempel pada alasan-alasan lembaga tersebut.
Pasca kemenangan Komisaris Jenderal Budi Gunawan pada siding praperadilan, lembaga negara yang lahir dari rahim demokrasi tersebut berusaha membidik orang-orang pembela KPK. Sebut saja, Deny Indrayana dan Yunus Husein dituding telah melakukan tindakan korupsi pengadaan sistem online Direktorat Imigrasi dan sangkaan telah membocorkan rahasia negara.
Jelas sekali, sikap ini merupakan upaya untuk mengada-ada hal yang sebenarnya tidak ada. Bahkan dari awal, saat mulai muncul perseteruan antara Kepolisian dengan KPK, terlihat sekali bagaimana hebatnya lembaga sebagai penegak hukum ini benar-benar menuhankan penegakkan hukum padahal lebih memburu kepentingan kelompok dan individu.
Hukum dan penegakkannya tidak seharusnya ditempatkan di atas kepentingan rakyat, sebab hukum tertinggi di negara ini adalah rakyat itu sendiri. Ini hakikat dan substansi negara demokrasi. Alih-alih memfokuskan pada pemenuhan kepentingan rakyat, kepolisian lebih cenderung memilih untuk menghakimi siapa pun yang memiliki kedekatan dengan rakyat. Apa karena lembaga ini memiliki kewenangan menjadikan seseorang sebagai tersangka lantas bisa bertindak dan beropini semena-mena?
Lembaga penegak hukum harus kembali kepada fitrah asal, fokus pada persoalan-persoalan lebih penting dan substantif. Rakyat menginginkan pemberantasan korupsi yang telah merugikan negara hingga titik nadzir. Celakanya, lembaga kepolisian malah membidikkan senapan dengan menebar rasa takut kepada siapa saja yang memiliki tekad kuat membela lembaga anti korupsi di negara ini, KPK.
Maka wajarlah, setiap pihak akan menuduh kepolisian di negara ini telah melakukan kriminalisasi terhadap orang-orang yang berada di Komisi Anti Rasuah tersebut. Pembebasan Komjen Budi Gunawan merupakan cacat baru di lembaga negara milik rakyat bernama POLRI. [ ]
Posting Komentar untuk "Polisi Bukan Penebar Teror"