Sudah dipastikan, kekekalan dan keabadian akhirat bersifat nisbi dan tidak mutlak. Sebab, keabadian akhirat disebabkan oleh kehendak dari Alloh. Saat manusia memiliki pandangan kekekalan akhirat tersebut berdiri ajeg, tanpa ada yang menghendaki, secara langsung, manusia tersebut telah memiliki keyakinan: ada dua kekekalan dalam kehidupan ini, Alloh dan Akhirat. Sudah dipastikan pandangan ini bertentangan dengan konsep keadi kodratian Tuhan, sebab bagaimana pun juga, yang Maha Kekal dalam kehidupan sekarang dan setelahnya hanya ada satu, dialah Alloh. Dengan bahasa lain, Akhirat tidak kekal.
Dalam Al-Quran sendiri disebutkan: "Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya, selama ada langit dan bumi, kecuali jika Rabb-mu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya." – (QS.11:108), ayat ini menjadi satu dalil, bahwa akhirat sama sekali tidak kekal. Kenapa? Pada term terakhir ayat disebutkan, "kecuali jika Rabbmu menghendaki", adanya pengecualian terhadap satu hal menandakan ketidak abadian hal tersebut.
Kata "Khalidina Fiihaa" di dalam ayat ini lebih tepat diterjemahkan, "mereka lebih utama atau pantas" bukan diterjemahkan dengan kalimat " mereka kekal di dalamnya", dengan alasan ada penyertaan kalimat " selama ada langit dan bumi." Kalimat ini menunjukkan, keutamaan akan diberikan Alloh kepada para pelaku kebaikan ketika mereka hidup baik secara fisik maupun ruhani.
Maka, keabadian sebenarnya, kekekalan yang benar-benar eternal hanyalah miliki Tuhan, tidak dimiliki oleh apa pun yang lahir karena sababiyyah dan hilang karena adanya pengecualian. Hukum kekekalan akan terhindar dari dua hal: adanya syarat atau sebab dengan adanya pengecualian.
Semoga bermanfaat. Hanya Alloh Yang Maha Tahu.
KANG WARSA
Dikirim dari ponsel cerdas BlackBerry 10 saya dengan jaringan Indosat.
Posting Komentar untuk "Apakah Akhirat Itu Kekal?"