Dalam misa Jumat Agung di Roma, Paus Fransiskus mengutuk "keterlibatan dalam diam" tentang pembunuhan orang-orang Kristen di berbagai tempat beberapa waktu belakangan ini.
Puluhan ribu peziarah bergabung dengannya dalam upacara Jalan Penyaliban, untuk memperingati penyaliban Yesus.
Di antara yang memanggul salib, antara lain pengungsi Suriah dan Irak, serta warga Nigeria yang lolos dari kekejaman Boko Haram.
Misa berlangsung dalam bayangan pembantaian terhadap hampir 150 orang dalam serangan al-Shabab di universitas Kenya.
"Hari ini kami masih menyaksikan saudara-saudara kami yang diburu, dianiaya, dipenggal dan disalib karena iman mereka di dalam Engkau (Yesus), di depan mata kami dan sering dengan keterlibatan kami dalam diam," kata Paus Fransiskus, saat memimpin upacara di Colosseum.
Ia sebelumnya mengutuk serangan di Kenya, yang dalam peristiwa itu orang-orang Kristen dipilih sengaja untuk ditembak.
Paus menyebutnya tindakan "kebrutalan tak masuk akal."
Dalam upacara lain di Jumat Agung, Paus Francis menyimak tatkala pengkhotbah resmi Vatikan, Raniero Cantalamessa mencela "ketidak-pedulian lembaga-lembaga dunia saat terjadinya semua pembunuhan terhadap umat Kristen itu".
Ia juga menyebutkan serangan Kenya, pemenggalan 22 warga Mesir pemeluk Kristen Koptik oleh kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS) di Libya pada bulan Februari.
Paus Francis sudah berbicara menentang penganiayaan terhadap umat Kristen sebelumnya, dan mengatakan bahwa dunia akan dibenarkan menggunakan kekuatan militer untuk memerangi "agresi yang tidak adil" oleh ISIS.
Posting Komentar untuk "Jumat Agung, Paus Kecam Sikap Diam Atas Perburuan Umat Kristen"