Krisis Baru di Irak Setelah al-Maliki Dinyatakan Menang



Mahkamah Agung Irak telah memenangkan PM Nouri al-Maliki dalam perselisihannya dengan presiden. Nouri dinyatakan bisa terus menjabat sebagai Perdana Menteri.

Hasil persidangan juga menyebutkan presiden Irak, Fuad Masum, harus mematuhi konstitusi dan meminta Al-Maliki membentuk pemerintahan Irak.

Partai yang mengusung Nouri mendapatkan mayoritas kursi di parlemen. Persidangan antara Perdana Menteri dengan Presiden dipicu oleh lambatnya Presiden Masum dalam menentukan perdana menteri di negara tersebut.

Di sisi lain, kecaman dari berbagai pihak ditujukan kepada Al-maliki karena krisis berkepanjangan di Irak akibat berdirinya Daulah Islamiyyah yang dibentuk oleh ISIS beberapa minggu lalu.

Al-maliki dituduh ikut serta memicu krisis karena kebijakan-kebijakannya bersifat sektarian. Para pengecam meminta, Perdana Menteri untuk segera mundur dari jabatannya.

Dikutip dari laman Al-Jazeera dan NY Times, Menteri Luar Negeri A.S, Kerry menghimbau Al-maliki untuk tidak meningkatkan ketegangan dan kekerasan di negara itu.

A.S menyarankan agar pemerintahan yang dibentuk di Irak bersifat inklusif, terbuka untuk setiap kelompok, dan tidak memihak kepada golongan tertentu.

Partai pengusung Al-Maliki dari kubu Syiah mendapatkan kursi terbanyak dalam pemilu bulan April, namun parlemen tidak mencapai kesepakatan untuk menetapkannya sebagai Perdana Menteri Irak.

Para tentara syiah pro Al-maliki berjaga-jaga di jalanan Bagdad untuk unjuk kekuatan.

Sementara itu dilaporkan dari Irak Utara, tentara Daulah Islamiyyah ISIS telah merebut Kota Jalawla pasca pertempuran melawan tentara Irak Kurdi.

Sebelumnya, Irak-Kurdi meminta bantuan internasional untuk mengalahkan tentara Daulah Islamiyyah ISIS. A.S telah melancarkan serangan udara terhadap pos-pos pertahanan tentara ISIS sebanyak empat kali.

Sukabumi Discovery | Aljazeera, BBC, dan NY Times

Posting Komentar untuk "Krisis Baru di Irak Setelah al-Maliki Dinyatakan Menang"