Pemerintah di Negara-Negara Afrika Dinilai Lamban Dalam Menangani Virus Ebola


Pemerintah Sierra Leone telah menetapkan keadaan darurat di negara tersebut sebagai akibat meluasnyna serangan virus Ebola. Dikutip dari laman New York Times, negara ini merupakan wilayah dengan berbagai macam penyakit.

Ernest Bai Koroma, Presiden Sierra Leone dalam pidatonya, hari Senin (04.08.2014) kemarin mengatakan, “ Intinya, nasib negara ini sedang dipertaruhkan.”

Sayang sekali, pernyataan keras dari pemerintah itu tidak disertai penegakkan sikap yang jelas dan tegas dalam upaya penghentian penyebaran virus Ebola ke berbagai wilayah.

Ketidak tegasan sikap pemerintah tersebut antara lain; rumah karantina yang seharusnya dijaga secara ketat, masih banyak membiarkan orang-orang keluar masuk dan lalu-lalang. Salah satu penghentian penyebaran virus Ebola seperti kata salah seorang petugas kesehatan di negara tersebut, tempat karantina harus benar-benar ketat dan steril.

Walter Lorenzi menegaskan, “ Penanganan virus mematikan ini tidak boleh dilakukan setengah-setengah.” Lorenzi adalah seorang dokter yang telah sekian lama berusaha menangani penyebaran virus Ebola di luar sistem pemerintah.

“ Sangat tidak heran, ketika penanganan ini dilakukan setengah-setengah, penyebaran virus Ebola lebih cepat dari yang diperkirakan.” Kritiknya terhadap sikap pemerintah.

Wabah Ebola, pertama kali menyebar di wilayah terpencil negara itu. Penyebarannya begitu signifikan hingga ke negara tetangga seperti Liberia dan Nigeria, korban meninggal dunia akibat penyebaran virus ini telah mencapai 887 orang dalam satu pekan.

Badan kesehatan dunia telah memberikan laporan, korban akibat virus Ebola di dua negara tersebut merupakan korban tertinggi dari kasus yang sama pada beberapa tahun lalu.

Penanganan kurang serius dari pemerintah ini disebabkan oleh kurangnya fasilitas kesehatan di negara-negara yang mendapat predikat miskin. Sistem kesehatan di negara-negara ini bisa dikatakan masih lemah.

Upaya pencegahan Ebola yang dilakukan oleh Pemerintah Liberia, seperti menguburkan ratusan mayat di dekat pemukiman penduduk telah memunculkan protes keras dari warga setempat. Padahal, WHO telah memberikan rekomendasi, penanganan mayat karena virus Ebola harus dihancurkan melalui proses kremasi, bukan dikubur secara massal.

Bank Dunia akan menyediakan dana sebesar 200 juta Dollar untuk penangan masalah pendidikan dan kesehatan di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone. Pengumuman Bank Dunia ini menyusul pernyataan WHO yang mengingatkan; wabah karena virus Ebola di negara-negara Afrika lebih cepat penularannya dari upaya-upaya pemerintah dan tenaga kesehatan.

Sukabumi Discovery | New York Times dan Herald Tribune

Posting Komentar untuk "Pemerintah di Negara-Negara Afrika Dinilai Lamban Dalam Menangani Virus Ebola"