Penurunan harga BBM, premiun dan solar pada Senin (19/1) lalu oleh pemerintah belum memengaruhi terhadap penurunan harga bahan-bahan pokok di Kota Sukabumi.
Masyarakat sebagai konsumen mengalami kebingungan terhadap kondisi ini. Harga-harga kebutuhan pokok diakui oleh sebagian masyarakat terjadi saat satu bulan lalu pemerintah mengeluarkan kebijakan menaikkan harga BBM.
Diakui oleh beberapa pedagang, kecuali belum stabilnya harga kebutuhan pokok, karena belum adanya regulasi yang jelas dari pemerintah, hal ini disebabkan juga oleh kelangkaan beberapa bahan pokok.
Beras, daging ayan, dan telur mengalami kenaikan harga sebelum natal dan setelah kenaikan harga BBM.
" Memang sangat sulit bagi pedagang seperti Saya untuk menurunkan harga bahan pokok. Karena, barang-barang yang dijual di warung ini pun dipasok oleh orang lain." Kata salah seorang pemilik warung di Wilayah Baros kepada Sukabumi Discovery.
Pemerintah Kota Sukabumi melalui Disperindagkop harus segera melakukan operasi pasar untuk memecahkan persoalan ini. Ungkap salah seorang pengamat ekonomi Kota Sukabumi.
" Jika hal ini terlambat atau tidak dilakukan, maka pasar akan tidak stabil, ini jelas akan menimbulkan kebingungan terhadap para konsumen." Lanjutnya.
Dalam waktu dekat, jika Pemerintah Kota Sukabumi belum melakukan inspeksi dan operasi pasar, DPRD Kota Sukabumi dipastikan akan melakukan audiensi dengan Dinas terkait mengenai masalah ini. (*)
Masyarakat sebagai konsumen mengalami kebingungan terhadap kondisi ini. Harga-harga kebutuhan pokok diakui oleh sebagian masyarakat terjadi saat satu bulan lalu pemerintah mengeluarkan kebijakan menaikkan harga BBM.
Diakui oleh beberapa pedagang, kecuali belum stabilnya harga kebutuhan pokok, karena belum adanya regulasi yang jelas dari pemerintah, hal ini disebabkan juga oleh kelangkaan beberapa bahan pokok.
Beras, daging ayan, dan telur mengalami kenaikan harga sebelum natal dan setelah kenaikan harga BBM.
" Memang sangat sulit bagi pedagang seperti Saya untuk menurunkan harga bahan pokok. Karena, barang-barang yang dijual di warung ini pun dipasok oleh orang lain." Kata salah seorang pemilik warung di Wilayah Baros kepada Sukabumi Discovery.
Pemerintah Kota Sukabumi melalui Disperindagkop harus segera melakukan operasi pasar untuk memecahkan persoalan ini. Ungkap salah seorang pengamat ekonomi Kota Sukabumi.
" Jika hal ini terlambat atau tidak dilakukan, maka pasar akan tidak stabil, ini jelas akan menimbulkan kebingungan terhadap para konsumen." Lanjutnya.
Dalam waktu dekat, jika Pemerintah Kota Sukabumi belum melakukan inspeksi dan operasi pasar, DPRD Kota Sukabumi dipastikan akan melakukan audiensi dengan Dinas terkait mengenai masalah ini. (*)
Posting Komentar untuk "Harga BBM Turun, Harga Kebutuhan Masih Tinggi"