Kita berdua senasib dan serupa penderitaan
Ku rasakan apa yang kau rasa
Tiada berbeda
Di saat itu hujan mulai mereda
Cuaca terang
Tetesan hujan ku usap lengan di pipimu
(Lagu 4Nada)
Sepanjang jalan menuju Lembah itu, rerumputan musim panas mengering. Debu-debu menempel, membungkus dedaunan. Pohon-pohon meranggas. Belukar mengering , ada abu hitam, sepuluh meter persegi lebih belukar itu telah terbakar. Berbeda dengan musim dingin, jalan tanah itu tidak dipenuhi oleh bekas-bekas telapak kaki orang-orang dan kuda-kuda. Dengan mudah, bekas telapak kaki orang-orang dan kuda-kuda itu tertutup kembali oleh debu yang diterbangkan angin. Angin musim panas sering bertiup kencang dari arah Timur, bukan hanya menerbangkan debu-debu, juga telah membunuh beberapa tanaman para petani sepanjang Lembah itu. Angin musim panas ini sering bertiup pada waktu-waktu yang telah pasti, pagi ketika matahari telah berada tiga tombak dari ufuk timur, siang ketika matahari telah condong satu tombak ke arah Barat, dan Sore ketika matahari telah memerah menjelang tenggelam di ufuk Barat. Orangtua-orang tua akan melarang anaknya keluar bermain ketika angin kencang ini berhembus, karena diyakini membawa berbagai penyakit. Namun sore itu, di pertengahan bulan April, tanda-tanda hujan akan turun telah terlihat. Di sanalah, di jalan menuju Lembah Qin kamu dan aku bertemu. Benar, saat –mungkin saja – hujan pertama akan turun di tahun ini .
###
Orang-orang tahu benar. Musim panas kali ini adalah sebuah awal runtuhnya Zhu Yuan Zhang. Faksi-faksi mulai ramai merangsak menuju pusat kerajaan. Tidak terkucuali bangsa Mongol dan Barbar. Awal keruntuhan Dinasti Zhu diramaikan oleh perebutan kekuasaan, bukan hanya terjadi di kancah pertempuran, juga terjadi di dalam arus pemikiran. Bo Yi dituduh oleh faksi-faksi yang tidak sehaluan dengan pemikirannya telah memalsukan gelar kebangsawanannya. Rakyat menaruh harap, kelak Bo Yi sebagai bangsawan Ying itu akan menggantikan Zhu dan meneruskan kekuasaannya kelak. Keraguan atas gelar bangsawan Bo Yi dihembuskan oleh faksi-faksi tersebut. Ya, gelar kebangsawanan begitu berharga waktu itu. Seseorang dari Yang Tse pernah digantung oleh Li Su, pejabat kerajaan bidang kemananan karena diketahui memalsukan gelar kebangsawanan atas dirinya. Gelar kebangsawanan lebih berharga dari sebongkah kebaikan saat itu.
Memang, tidak ada yang tahu persis, apakah Bo Yi keturunan bangsawan atau sebaliknya. Secara kasat mata orang-orang terbiasa menyaksikan bagaimana dekatnya Bo Yi dengan Zhu. Sementara, tidak semua dan sembarang orang bisa duduk sambil menikmati minuman bersama penguasa kecuali dia berasal dari keturunan bangsawan. Dan semua percaya Bo Yi adalah seorang keturunan bangsawan, tidak disangsikan lagi. Sebetulnya orang tidak begitu memperdulikan apakah dia memiliki trah bangsawan atau pun tidak. Sebab, kelicikan sebagian besar pejabat kerajaan lebih besar pengaruhnya terhadap cara orang-orang beropini dari sekadar memikirkan Bo Yi. Hanya saja, ketika kekuasaan Zhu telah berada di ujung tanduk dan semua mata mengalihkan pandangannya ke arah Bo Yi, pembicaraan tentang gelar kebangsawanan ini menjadi lebih meriah dari sikap culas para pejabat kerajaan. Beberapa pejabat meninggalkan kerajaan entah ke mana tanpa sepengetahuan orang-orang. Seperti Wei Hu, pejabat ini biasa mondar-mandir keluar masuk Istana, namun sejak dua minggu ini tidak kelihatan, entah ke mana. Orang mulai lupa dengan kasus manipulasi ribuan tail uang yang masuk ke dalam kantong-kantong para pejabat hanya karena obrolan di kedai tentang gelar bangsawan Bo Yi.
Sebelah Barat Lembah Qin adalah sebuah pasar. Ramai sesak. Faksi-faksi berpisah berada di bawah panji masing-masing. Kerajaan dibahasakan oleh mereka seperti sapi kerempeng yang berjalan terengah di tengah padang pasir. Semua sepakat, Zhu harus diruntuhkan. Bo Yi sebagai sahabat Zhu tidak pantas melanjutkan kekuasaan, kerajaan akan lebih terpuruk. Kedai-kedai penuh dan ramai. Orang –orang berbincang-bincang tidak kenal lelah. Perbaikan kondisi kerajaan menjadi bahasan renyah waktu itu. Namun percayalah, sedikit sekali di antara mereka yang memiliki beberapa tail uang di saku bajunya. Cara berpikir mereka sederhana, makan saja dulu di kedai, bayar belakangan, atau bisa ngutang dulu. Meskipun pemilik kedai telah memasang tulisan " Bayar setelah makan," namun peringatan itu lebih kecil pengaruhnya dari ucapan keras para pengunjung kedai. Sebagian kedai telah tutup, bukan karena bangkrut melainkan diamuk oleh orang-orang hanya karena pemiliknya berkata: " Tidak ada makan siang gratis!"
" Bo Yi bukan keturunan bangsawan, dia hanya diuntungkan oleh kondisi secara kebetulan!" Kata Chu Han Wei, seorang tetua faksi Matahari Kuning. " Dia telah menyelamatkan Zhu dari pembunuhan perampok, dan dia dianggap saudara oleh Zhu. Siapa pun bisa saja seperti itu , ya… ya… hanya karena kebetulan, Khan?"
Ucapannya disetujui oleh para pengikutnya. Terang sekali, faksi Matahari Kuning merupakan faksi paling berpengaruh di antara faksi-faksi lainnya. Pengikutnya memiliki militansi tinggi. Keberaniannya tidak perlu dipertanyakan lagi. Orang takut kepada anggota –anggota faksi ini. Setiap anggota faksi Matahari Kuning diberi tanda di pergelangan tangannya dengan tato bulat matahari. Sebagian besar faksi telah meleburkan diri ke dalam faksi Matahari Kuning. Dan sebagain besar orang menaruh keyakinan kelak faksi ini akan mengambil alih kekuasaan dari tangan Zhu Yuan Zhang. Hanya saja, pengaruh dan kekuatan faksi-faksi sebesar dan sehebat apa pun tidak bisa mengalahkan kekuasaan Zhu. Faksi-faksi tersebut tidak memiliki peran apa pun di dalam membuat kebijakan. Mereka hanya mengendap-endap ibarat cacing di dalam lubang klandestin. Walaupun orang-orang berharap penuh dan meyakini kelak faksi Matahari Kuning ini yang akan mengambil alih kekuasaan dari Zhu, namun dengan sangat mudah kerajaan bisa mengubah opini. Zhu memang sedang berada di ujung tanduk, namun bukan berarti dia akan dengan mudah melepaskan begitu saja kerajaannya ke tangan para tetua faksi.
Seminggu kemudian, faksi-faksi itu tergabung menjadi satu di bawah panji Matahari Kuning. Lantas, ketika mereka telah memiliki keyakinan besar, kekuasaan Zhu harus diakhir secepatnya. Faksi Matahari Kuning yang telah besar itu harus memberontak secepatnya, menggulingkan kekuasaan Zhu tidak boleh ditunda-tunda lagi.
Panji-panji Matahari Kuning dikibarkan dibawah para anggotanya. Di bawah pimpinan Chu Han Wei mereka mulai bergerak menuju ke arah pusat kekuasaan. Kerajaan-kerajaan kecil tidak ikut bagian dari kegiatan pemberontakan itu.
" Apa ini akan berhasil?" Bisik Liu Bei kepada Chu Han Wei.
Chu Han Wei menatap tegas.
" Untung kau berbisik kepadaku, jangan kau ucapkan kalimat itu kepada mereka…!" Kata Chu Han Wei sambil menoleh ke belakang. Orang-orang semakin bersemangat meneriakkan " Runtuhkan Zhu Yuan Zhang, Matahari Kuning saatnya terbit!"
Pihak kerajaan telah membentengi diri mereka dengan ketat. Pasukan khusus berani mati Jinyiwei berjajar dengan senjata lengkap, siap menahan serangan pemberontak. Debu mengepul, membumbung ke angkasa. Udara semakin terik panas. Gemuruh dan derap langkah kaki meramaikan keadaan. Kulit-kulit kereng, tangan-tangan mengepal kencang, memegang pedang, busur-busur panah telah diregangkan.
Pertempuran. Darah. Nyawa hilang. Kepala putus menggelinding di tanah. Pekikan teriakan. Baku hantam, saat matahari berada di atas kepala. Chu Han Wei berhasil menembus benteng pertahanan pasukan JInyiwey.
Keletihan telah memuncak.
Gemuruh telapak kaki kuda terdengar semakin mendekat dari berbagai arah. Debu mengepul terlihat mengepung wilayah Saanxi pusat kekuasaan Zhu Yuan Zhang. Riuh gemuruh itu semakin mendekat. Ribuan pasukan berkuda telah mengepung pusat kekuasaan Zhu Yuan Zhang. Mereka menyaksikan pertempuran pasukan Zhu melawan pemberontak di bawah panji Matahari Kuning.
Di barisan paling depan terlihat Qin Shihuang, seorang jenderal dari Lembah Qin yang berhasil menyatukan kerajan-kerajaan kecil dalam waktu singkat sebelum pertempuran antara Dinasti Zhu melawan Matahari Kuning. Tangan kokohnya mulai menggenggam pedang.
" Serbuuuuuuuuuu!" Pekiknya sambil mengangkat pedang.
Ribuan pasukan berkuda itu menggulung Pasukan Faksi Matahari Kuning dan Pasukan Kerajaan. Dalam waktu singkat, pasukan Qin Shihuang telah melumpuhkan dua pasukan yang sedang bertempur. Tubuh-tubuh tergeletak, sebagian mengangkat tangan , sebagian membungkuk.
" Keparat Kau, Qin Shihuangggg!!!!!!!!" Pekik Chu Han Wei. Sebelum sebuah anak panah tepat menancap di dada sebelah kirinya. Dan dia ambruk. " Qin….. keparattt, Kau!" tubuh kokohnya jatuh.
###
" Aku tidak akan ambil bagian memberontak bersama Faksi yang kau pimpin." Kata Qin Shihuang kepada Chu Han Wei.
Malam itu, Chu Han Wei bersama Liu Bei mendatangi lembah Qin, ya di lembah Qin itu sebuah kerajaan kecil berdiri. Karena letaknya dekat dengan Shaanxi, pusat kekuasaan Zhu, barangkali bisa diajak ikut membantu pemberontakan.
" Kami tidak akan bisa memaksa kerajaanmu ikut ambil bagian dari pemberontakan ini." Kata Chu Han Wei.
" Namun kami akan ikut memajukan negeri ini, saat pemberontakan yang kalian lakukan berhasil!" Kata Qin Singkat.
###
" Bakar mayat-mayat ini!" Teriak Qin Shihuang.
Para pejabat kerajaan Dinasti Zhu Yuan Zhang dijebloskan ke dalam penjara. Sebagian digantung atas tuduhan telah melakukan kejahatan besar selama pemerintahan Dinasti Zhu.
Qin Shihuang diangkat menjadi raja baru. Kerajaan-kerajaan kecil berhasil dipersatukan di bawah satu pemerintahan, dinasti Qin. Para pejabat dinasti Zhu yang lari, keluar dari persembunyiannya da memasang wajah sumringah, seolah bahagia dengan lahirnya raja baru. Tidak sulit bagi mereka untuk mengucapkan selamat kepada Qin Shihuang karena gelar kebangsawanan mereka.
###
Aku menatap tegas lembah Qin, hujan hanya turun beberapa saat, cuaca kemudian terang kembali. Aku mengusap tetes hujan di pipi lembutmu hingga mongering.
" Kamu akan ke mana?"
" Aku akan pergi meninggalkan tempat ini.. Negeri ini sudah sangat asing bagiku..!"
Dan aku meninggalkanmu saat matahari mulai tenggelam. Telah aku catat penderitaan yang terpatri dalam dirimu hingga usiaku telah senja seperti saat ini.
Kang Warsa
Sukabumi 2011, tereh lebaran
*) Aliran Fajia atau Legalisme adalah aliran yang menitik-beratkan pada sistem pemerintahan. Tokoh-tokoh aliran Fa banyak yang mengabdikan diri pada kerajaan Qin. Misalnya Shang Yang , kemudian Han Feizi dan Li Si yang mengabdi pada Ying Zheng
Dalam kitab Han Feizi diterangkan secara jelas bahwa kaum moralis (yang diwakili oleh kaum Konfusianis) tidak bisa cocok dengan kaum legalis. Pemikiran ini dituliskannya dalam kisah tombak sakti yang bisa menembusi segalanya dan perisai sakti yang tidak dapat ditembusi oleh apapun.
Dikirim dari ponsel cerdas BlackBerry 10 saya dengan jaringan 3 Indonesia.
Posting Komentar untuk "Cerpen: Lembah Qin"