Tahun Baru 1437 Hijriyyah

Memaknai sebuah perhelatan tidak serta merta bisa langsung ditangkap dengan mata telanjang, permukaannya saja, atau bungkusnya. Di tahun baru Masehi orang sudah tentu akan ramai merayakannya dengan tiupan terompet, pawai kendaraan, pergi ke tempat wisata, atau menyulut mercon. Beberapa kelompok akan mengecap itu perbuatan aneh, menghamburkan biaya, dan bertentangan dengan keyakinan atau idealisme kesederhanaan. Ya, jika kacamata kita dalam memandang sesuatu tidak menyentuh substansi akan seperti itu.

Bagi Muslim, merayakan tahun baru sudah tentu tidak diajarkan oleh Rasulullah. Namun substansi dari pergantian Tahun apalagi berhubungan dengan Tahun Baru Islam harus benar-benar dicermati dengan sikap bijaksana. Mengapa? di kampung-kampung orang merayakan dan meyambut tahun baru Hijriyah dengan kenduri, shalawatan, membaca barjanzi? Bid’ahkah itu? Saya pikir bukan. Ini merupakan fenomena budaya yang terinfiltrasi oleh nilai-nilai religi. Para pencela terhadap hal-hal baru dan mengatakan itu sebagai bid’ah sebenarnya patut bersyukur, ini menjadi satu pertanda, di zaman mana pun TUHAN dan AGAMA akan tetap menyertai kehidupan manusia.

Kekentalan budaya dan berbaur dengan nilai-nilai religi sudah tentu merupakan hal mutlak di dalam kehidupan manusia yang mengakui adanya TUHAN. Jelas sekali, ini bukan berarti hendak menjadikan TUHAN sebagai instrumen di dalam pencapaian kebutuhan dan keinginan manusia. Perayaan Tahun baru Hijriyah dengan menabuh rebana, memukul beduk dan mengiringinya dengan sholawatan adalah hal baik dan penting dipertahankan di dalam kehidupan. Jika pun itu dikatakan sebagai bid’ah, maka pengecapan atau pelabelan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kebaikan tidak melulu harus disandingkan dengan dalil-dalil baik dari Quran maupun Hadits. Quran bahkan telah lama mengajarkan kepada kita, agar relung-relung waktu dan samudera zaman justru diisi dengan budaya yang dilatari oleh nilai-nilai ilahi.

Walaupun, keadaan yang seharusnya, hari pertama di tahun Hijriyah ini tidak selalu harus diisi dengan perayaan. Semangat mendasar yang penting diaplikasikan di dalam menyambut tahun baru Hijriyah adalah, menapaki kembali jejak-jejak para pecinta kebaikan untuk diterapkan di zaman ini, sebab, bisa dikatakan  zaman semakin memburuk ketika kebaikan ditafsirkan hanya menjadi milik satu kelompok saja.

Kang Warsa

Posting Komentar untuk "Tahun Baru 1437 Hijriyyah"