Memang tidak banyak orang, terutama di perkampungan mengenal lagu Donna Donna yang dinyanyikan oleh Joan Baez. Di perkampungan, orang lebih memilih memutar lagu-lagu dangdut atau jenis lagu ringan yang enak didengar.
Hingga mereka tidak perlu mengurai terlebih dahulu bagaimana sejarah lagu ,asal muasal sebuah lagu diciptakan. Bagi orang kampung mendengar lagu apapun hanya sebatas pada hiburan.
Lagu apa saja dan dari manapun ketika dirasa nyaman dan enak didengar, itulah lagu bagus! Lagu Barat atau Timur tidak syarat dengan ideologi tertentu keyakinan atau agama apapun. Lagu ya lagu.
Saat duduk di bangku SMP, lagu Donna Donna mulai saya dengar. Pada mulanya saya memiliki pikiran yang sama dengan kebanyakan orang kampung, lagu mau didengar dengan cara bagaimanapun yang penting enak.
Pada awalnya Saya tidak tahu, apa arti Donna Donna? Di tahun 1993, saya baru mencari-cari makna yang tersirat dalam lagu tersebut. Pada buku ensiklopedia, saya mulai membaca kenapa lagu Donna Donna ini begitu renyah dan terkenal.
Lebih dari itu di tahun yang sama hingga tahun berikutnya, saya lebih banyak membuka ensiklopedia tentang asal-usul sebuah lagu diciptakan oleh para penciptanya.
Memang begitu berbeda antara lagu-lagu di negeri ini dengan lagu-lagu Barat. Para seniman dan musisi dari Eropa dan Amerika sering menekankan unsur ideologi dan nilai ke dalam lagu yang mereka ciptakan.
Donna Donna merupakan terjemahan dari bahasa Yiddish, bahasa Yahudi Jerman kelas atas. Ia berasal dari kata Dana, kata ini semakna dengan Adonai dalam bahasa Ibrani, berarti Tuhan.
Orang-orang Yahudi menyebut Adonai kepada Tuhan selain menyebut Yahweh dan Jahbulon, penyebutan Adonai ini merefleksikan bentuk kedekatan antara hamba dengan Tuhannya.
Orang Yahudi pasca-eksodus dari Mesir sekitar 1.400 tahun lalu mulai menggunakan Adonai dalam syair-syair Talmud dan perjanjian lama sebagai kitab suci mereka.
Lagu Donna Donna sendiri diciptakan di awal abad ke 20 oleh seorang Yahudi keturuan Kazhar, sebagai bentuk autokritik terhadap kebijakan Jerman-Nazi. Tema hollocaust atau pembantaian kaum Nazi terhadap entitas Yahudi di Eropa begitu kental diilustrasikan melalui penyebutan: A calf, seekor lembu yang diseret ke rumah jagal, tempat pembantaian, kamp konsentrasi pembantaian Yahudi oleh Nazi.
Pada lirik lain, Shalom Secundo, menggubah beberapa syair lagu ini. Penempatan kata "swallow" setelah "a calf" menunjukkan kemerdekaan terhadap kaum Yahudi Khazaria yang sedang terkatung-katung dalam kondisi diaspora di pelosok-pelosok Eropa hingga berakhirnya perang Dunia II.
Kaum Yahudi yang hidup di tanah yang bukan milik mereka sendiri, dikatakan oleh para Rabbi-nya sebagai sekelompok manusia yang terlalu banyak mengkompleni dan merecoki takdir Tuhan. "Stop complaining!", hidup harus terus dijalani.
Maka, semangat lagu tradisional Donna Donna inilah yang menjadi pemantik bagi para penggagas Gerakan Zionisme dalam mewujudkan atau membangun benteng Zion di Yerussalem. Para penggagas gerakan Zionisme seperti Theodore Herzl bahu-membahu baik secara politis,nekonomi, dan budaya mewujudkan negara mereka sendiri di tanah yang dijanjikan.
Beberapa tahun lalu, Donna Donna dijadikan salah satu sound track film Gie. Para aktivis ramai-ramai mengunduh lagu ini. Tidak jauh berbeda dengan kebanyakan orang di perkampungan, para aktivis itu hanya tahu jika lagu Donna Donna ini enak didengar, itu saja cukup. Selebihnya mereka hanya mengira, lagu ini diidolakan oleh Soe Hok Gie, seorang aktivis perdamaian yang terkenal menjelang keruntuhan Orde Lama.
Tidak peduli apakah Donna Donna ini diciptakan oleh orang Yahudi dan mengandung nilai-nilai mistik Zionis. Seperti halnya saya, sampai saat ini,b masih sering menyimak lagu Donna Donna. "stop complaining" kata salah seorang petani
Dikirim dari ponsel cerdas BlackBerry 10 saya dengan jaringan Indosat.
Hingga mereka tidak perlu mengurai terlebih dahulu bagaimana sejarah lagu ,asal muasal sebuah lagu diciptakan. Bagi orang kampung mendengar lagu apapun hanya sebatas pada hiburan.
Lagu apa saja dan dari manapun ketika dirasa nyaman dan enak didengar, itulah lagu bagus! Lagu Barat atau Timur tidak syarat dengan ideologi tertentu keyakinan atau agama apapun. Lagu ya lagu.
Saat duduk di bangku SMP, lagu Donna Donna mulai saya dengar. Pada mulanya saya memiliki pikiran yang sama dengan kebanyakan orang kampung, lagu mau didengar dengan cara bagaimanapun yang penting enak.
Pada awalnya Saya tidak tahu, apa arti Donna Donna? Di tahun 1993, saya baru mencari-cari makna yang tersirat dalam lagu tersebut. Pada buku ensiklopedia, saya mulai membaca kenapa lagu Donna Donna ini begitu renyah dan terkenal.
Lebih dari itu di tahun yang sama hingga tahun berikutnya, saya lebih banyak membuka ensiklopedia tentang asal-usul sebuah lagu diciptakan oleh para penciptanya.
Memang begitu berbeda antara lagu-lagu di negeri ini dengan lagu-lagu Barat. Para seniman dan musisi dari Eropa dan Amerika sering menekankan unsur ideologi dan nilai ke dalam lagu yang mereka ciptakan.
Donna Donna merupakan terjemahan dari bahasa Yiddish, bahasa Yahudi Jerman kelas atas. Ia berasal dari kata Dana, kata ini semakna dengan Adonai dalam bahasa Ibrani, berarti Tuhan.
Orang-orang Yahudi menyebut Adonai kepada Tuhan selain menyebut Yahweh dan Jahbulon, penyebutan Adonai ini merefleksikan bentuk kedekatan antara hamba dengan Tuhannya.
Orang Yahudi pasca-eksodus dari Mesir sekitar 1.400 tahun lalu mulai menggunakan Adonai dalam syair-syair Talmud dan perjanjian lama sebagai kitab suci mereka.
Lagu Donna Donna sendiri diciptakan di awal abad ke 20 oleh seorang Yahudi keturuan Kazhar, sebagai bentuk autokritik terhadap kebijakan Jerman-Nazi. Tema hollocaust atau pembantaian kaum Nazi terhadap entitas Yahudi di Eropa begitu kental diilustrasikan melalui penyebutan: A calf, seekor lembu yang diseret ke rumah jagal, tempat pembantaian, kamp konsentrasi pembantaian Yahudi oleh Nazi.
Pada lirik lain, Shalom Secundo, menggubah beberapa syair lagu ini. Penempatan kata "swallow" setelah "a calf" menunjukkan kemerdekaan terhadap kaum Yahudi Khazaria yang sedang terkatung-katung dalam kondisi diaspora di pelosok-pelosok Eropa hingga berakhirnya perang Dunia II.
Kaum Yahudi yang hidup di tanah yang bukan milik mereka sendiri, dikatakan oleh para Rabbi-nya sebagai sekelompok manusia yang terlalu banyak mengkompleni dan merecoki takdir Tuhan. "Stop complaining!", hidup harus terus dijalani.
Maka, semangat lagu tradisional Donna Donna inilah yang menjadi pemantik bagi para penggagas Gerakan Zionisme dalam mewujudkan atau membangun benteng Zion di Yerussalem. Para penggagas gerakan Zionisme seperti Theodore Herzl bahu-membahu baik secara politis,nekonomi, dan budaya mewujudkan negara mereka sendiri di tanah yang dijanjikan.
Beberapa tahun lalu, Donna Donna dijadikan salah satu sound track film Gie. Para aktivis ramai-ramai mengunduh lagu ini. Tidak jauh berbeda dengan kebanyakan orang di perkampungan, para aktivis itu hanya tahu jika lagu Donna Donna ini enak didengar, itu saja cukup. Selebihnya mereka hanya mengira, lagu ini diidolakan oleh Soe Hok Gie, seorang aktivis perdamaian yang terkenal menjelang keruntuhan Orde Lama.
Tidak peduli apakah Donna Donna ini diciptakan oleh orang Yahudi dan mengandung nilai-nilai mistik Zionis. Seperti halnya saya, sampai saat ini,b masih sering menyimak lagu Donna Donna. "stop complaining" kata salah seorang petani
Dikirim dari ponsel cerdas BlackBerry 10 saya dengan jaringan Indosat.
Posting Komentar untuk "Donna Donna"